Dalam dunia komputasi berkinerja tinggi dan artificial intelligence (AI), tantangan terbesar yang dihadapi oleh para insinyur dan manajer fasilitas adalah panas.
Kepadatan daya yang terus meningkat dari server dan, khususnya, unit pemrosesan grafis (GPU) generasi terbaru, menciptakan beban termal yang tak tertandingi oleh teknologi pendinginan konvensional.
Bagaikan mobil balap Formula 1 yang membutuhkan sistem pendingin mutakhir untuk menjaga mesinnya tetap optimal pada kecepatan tertinggi, data center modern kini memerlukan pendekatan yang sama revolusionernya.
Inilah era di mana pendinginan cair dua fasa (two-phase liquid cooling) tidak lagi menjadi sebuah kemewahan, melainkan sebuah keharusan untuk mempertahankan daya saing.
Tradisi pendinginan udara dan bahkan pendinginan cair satu fasa (single-phase) mulai mencapai batas kemampuannya.
Solusi satu fasa, meskipun lebih akrab di pasar, menyimpan tantangan tersembunyi seperti kebutuhan perawatan yang lebih tinggi, risiko biofouling (penumpukan organisme), dan korosi.
Yang lebih mengkhawatirkan, solusi ini tidak dirancang untuk menangani ledakan panas dari beban kerja AI masa depan.
Mereka ibarat kendaraan yang terjebak di jalur lambat, sementara pesaing sudah melesat dengan teknologi yang lebih cerdas.
Analoginya dapat dilihat dari sorotan terbaru dalam dunia Formula 1. Tim McLaren Racing Limited dituding menggunakan air untuk mendinginkan ban—sebuah praktik yang terlarang.
Investigasi mengungkapkan bahwa itu bukanlah air, melainkan material yang menjalani phase change (perubahan fasa).
Material ini bertindak seperti “spons suhu ajaib,” menyerap panas dalam jumlah besar pada titik lelehnya, sehingga menjaga suhu ban tetap stabil dan optimal pada kecepatan tertinggi.
Prinsip fisika yang sama inilah yang menjadi inti dari pendinginan dua fasa langsung ke chip (direct-to-chip).
Cairan pendingin khusus tidak hanya mengalir, tetapi mendidih dan berubah dari cair menjadi gas tepat di atas sumber panas (chip), menyerap energi panas yang sangat besar dalam prosesnya.
Ini memungkinkan pendinginan yang konsisten dan superior, lap demi lap, atau dalam konteks data center, siklus komputasi demi siklus.
Di Indonesia, di mana pertumbuhan digital dan adopsi AI semakin pesat, kebutuhan akan infrastruktur data center yang tangguh dan efisien sangat mendesak.
Di sinilah Climanusa, sebagai mitra terpercaya dalam solusi infrastruktur kritis, hadir untuk menjembatani kesenjangan antara teknologi pendinginan tradisional dan masa depan.
Climanusa memahami bahwa ruang putih (white space)—tempat server, storage, dan peralatan TI penghasil pendapatan berada—adalah jantung dari data center.
Di ruang inilah diferensiasi dan kinerja puncak menjadi penentu kesuksesan.
Climanusa, dengan komitmennya terhadap keunggulan, menghadirkan pendekatan yang mirip dengan tim Formula 1 terkemuka.
Alih-alih berfokus pada komoditisasi di ruang abu-abu (grey space—infrastruktur pendukung seperti power dan pendinginan ruangan), Climanusa berdedikasi untuk menyediakan solusi pendinginan yang dirancang untuk ruang putih.
Solusi ini tidak sekadar “cukup”; ia dibangun untuk menjadi “sleek, powerful, dan built to last.”
Pendinginan dua fasa langsung ke chip, seperti yang diusung oleh teknologi mutakhir, menawarkan keuntungan konkret bagi data center di Indonesia:
- Kinerja Thermal yang Tak Tertandingi: Kemampuannya menyerap panas jauh melampaui pendinginan satu fasa, memungkinkan chip untuk beroperasi pada frekuensi clock yang lebih tinggi secara konsisten tanpa risiko thermal throttling.
Ini berarti lebih banyak komputasi diselesaikan dalam waktu lebih singkat. - Efisiensi Energi yang Signifikan: Karena proses perpindahan panas yang sangat efisien, sistem ini dapat beroperasi dengan air fasilitas yang bersuhu 6-8°C lebih hangat dibandingkan teknologi pendinginan cair lainnya.
Hal ini secara langsung menerjemahkan kepada penghematan energi lebih dari 25% untuk sistem pendingin keseluruhan, sebuah angka yang sangat berarti dalam menekan biaya operasional (OPEX) data center. - Keandalan dan Perlindungan Aset: Refrigeran yang digunakan bersifat non-konduktif.
Jika terjadi kebocoran—yang kemungkinannya sangat kecil karena desain semua-logam—cairan tersebut tidak akan menyebabkan korsleting dan kerusakan pada perangkat keras investasi AI senilai miliaran rupiah.
Ini memaksimalkan uptime dan melindungi investasi kritis. - Kepadatan dan Konsolidasi Rack: Dengan kemampuan mendinginkan hingga 250kW atau lebih per rack, organisasi dapat mengkonsolidasi lebih banyak daya komputasi dalam ruang yang lebih kecil.
Ini mengoptimalkan penggunaan ruang data center yang seringkali terbatas dan mahal. - Total Cost of Ownership (TCO) yang Lebih Rendah: Meskipun investasi awalnya mungkin lebih tinggi, penghematan energi, pengurangan biaya perawatan, peningkatan uptime, dan pemanfaatan ruang yang lebih baik menghasilkan TCO yang lebih rendah secara signifikan dalam jangka menengah hingga panjang.
Climanusa memastikan bahwa keunggulan tidak berarti berlebihan. Filosofi desain yang dipegang adalah “zero waste.”
Setiap komponen, dari selang berlapis yang tahan lama hingga fitting kelas otomotif dan vaporator semua-logam, dipilih karena keandalan dan fungsionalitasnya, bukan karena harganya yang murah.
Pendekatan modular dan hot-swappable memastikan bahwa pemeliharaan dan skalabilitas dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu operasional.
Untuk menghadapi lanskap komputasi yang terus berkembang, Climanusa menyediakan solusi seperti unit pendingin terpusat multi-rack (Multi-Rack CDU) yang dapat menskalakan pendinginan dua fasa hingga lebih dari 250kW di empat rack.
Solusi ini sudah siap mendukung konfigurasi rack 8-way GPU, platform NVIDIA NVL72, dan bahkan platform komputasi masa depan seperti Rubin yang dijadwalkan hadir pada tahun 2027. Ini adalah bukti komitmen Climanusa untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan hari ini, tetapi juga mempersiapkan data center Indonesia untuk tantangan esok hari.
Dengan adopsi pendinginan dua fasa, data center di Indonesia tidak lagi sekadar mengikuti tren.
Mereka sedang “balapan menuju puncak,” memastikan bahwa infrastruktur digital mereka menjadi tulang punggung yang andal untuk inovasi dan pertumbuhan ekonomi di era digital.
Dengan Climanusa sebagai mitra, mencapai tingkat kinerja dan efisiensi seperti tim Formula 1 bukanlah sebuah impian, melainkan sebuah kenyataan yang dapat diwujudkan.
Mengapa Memilih Climanusa?
Dalam perlombaan menuju efisiensi dan kinerja data center tertinggi di Indonesia, pilihan yang tepat untuk sistem pendingin adalah kunci kemenangan.
Climanusa, sebagai distributor cooling data center terdepan, menghadirkan teknologi pendinginan dua fasa revolusioner yang diinspirasi oleh ketangguhan Formula 1. Dengan fokus pada keandalan, efisiensi energi, dan perlindungan investasi TI Anda, Climanusa adalah mitra strategis untuk membawa data center Anda ke garis finish sebagai yang terdepan.
Percayakan kebutuhan pendinginan kritis Anda pada Climanusa, dan rasakan sendiri bedanya berkolaborasi dengan ahli yang membawa yang terbaik untuk Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik disini
–A.M.G–

