Memahami Tantangan Infeksi Lokasi Bedah di Ruang Operasi
Ruang operasi (OR) rumah sakit adalah fasilitas yang sangat penting, diklasifikasikan sebagai lingkungan ultraclean. Namun, infeksi lokasi bedah (SSI) pasca-prosedur bedah masih menjadi tantangan signifikan secara global, termasuk di Indonesia. Analisis komprehensif data bedah dari tahun 2018 hingga 2022 di berbagai negara Eropa menunjukkan puluhan ribu kasus SSI pasca-operasi. Infeksi-infeksi ini diklasifikasikan sebagai infeksi organ/ruang dan infeksi insisional dalam dan dangkal. Pentingnya mengendalikan penyebaran partikel di lingkungan OR tidak bisa diremehkan, mengingat tubuh manusia dapat memancarkan jutaan partikel biologis per jam. Beberapa partikel biologis ini mampu membawa bakteri berbahaya seperti Staphylococcus aureus, Staphylococci koagulase-negatif, spesies Enterococcus, dan Escherichia coli, yang semuanya dapat memicu SSI. Untuk mencegah masuknya partikel dari luar, OR harus memiliki tekanan udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan ruang yang berdekatan.
Penting untuk dipahami bahwa generasi partikel yang berasal dari pelepasan kulit atau pakaian staf medis sangat bergantung pada bahan pakaian, desain, dan aktivitas staf, seperti berjalan atau gerakan tubuh. Faktor-faktor ini dapat diatur untuk mengurangi emisi partikel. Oleh karena itu, perhatian terhadap detail dalam desain OR dan protokol operasional sangatlah krusial untuk meminimalkan risiko kontaminasi dan infeksi. Pengelolaan lingkungan OR yang efektif memerlukan pendekatan multifaset, yang mencakup tidak hanya sistem ventilasi canggih tetapi juga pemahaman mendalam tentang dinamika pergerakan partikel dan kontribusi personel. Mengingat kompleksitas ini, inovasi dan penelitian berkelanjutan dalam desain dan operasional OR menjadi sangat penting untuk masa depan perawatan kesehatan yang lebih aman dan efektif.
Strategi Distribusi Udara untuk Lingkungan Ultraclean
Saat ini, dua konfigurasi distribusi udara suplai OR yang paling umum digunakan adalah aliran udara laminar (LAF) dan ventilasi campuran (MV). LAF dirancang untuk menghasilkan aliran udara suplai laminar di atas meja operasi dengan entrainment dan pencampuran minimal dengan udara OR di sekitarnya. Sementara itu, MV bertujuan untuk mengurangi konsentrasi partikel pembawa bakteri di udara ruangan secara keseluruhan. Penelitian ekstensif, termasuk pengukuran fisik dan simulasi dinamika fluida komputasi (CFD), telah dilakukan untuk menyelidiki kinerja kedua strategi distribusi udara suplai ini dalam berbagai kondisi. Namun, dampak aktivitas manusia, seperti berjalan dan gerakan tubuh, terhadap generasi partikel, serta pola aliran udara suplai dan distribusi partikel di OR, khususnya di sekitar lokasi bedah, masih belum sepenuhnya dipahami dalam skenario kehidupan nyata.
Sebuah ruang operasi rumah sakit yang canggih di Indonesia telah beroperasi, didedikasikan untuk penelitian lanjutan dalam mengurangi infeksi lokasi bedah pasca-operasi. Pengetahuan yang diperoleh dari fasilitas ini akan digunakan untuk meningkatkan praktik saat ini dan mengembangkan strategi baru untuk mengoptimalkan distribusi aliran udara suplai di ruang operasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi paparan lokasi bedah terhadap partikel dalam kondisi dinamis dan dunia nyata. Selain itu, fasilitas OR khusus ini akan berfungsi sebagai ruang khusus untuk mengembangkan alat pelatihan yang memungkinkan staf medis mengurangi dampak mereka terhadap distribusi aliran udara suplai dan meminimalkan generasi serta transmisi partikel oleh personel. Inisiatif ini menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mengurangi insiden SSI.
Dimensi OR di fasilitas penelitian ini adalah 7.0 m×8.7 m×3.1 m, dengan volume 188.79 m3. Sistem distribusi udara suplai hibrida dapat dievaluasi menggunakan LAF dan MV secara bersamaan. Udara suplai dapat disalurkan dari langit-langit melalui LAF atau MV, atau kombinasi keduanya. Untuk LAF, volume udara suplai berkisar antara 10.000 m3/jam hingga 14.530 m3/jam, dengan kisaran suhu udara suplai antara 17∘C dan 26∘C. Sementara itu, untuk MV, volume udara suplai berkisar antara 13 hingga 20 pertukaran udara per jam (ach), dengan kisaran suhu yang sama. OR ini biasanya memiliki tekanan positif 15 Pa hingga 30 Pa (0.06 in. w.g. hingga 0.12 in. w.g.) antara OR dan koridor. Penelitian yang dilakukan di OR ini dapat dilakukan dalam kondisi steady-state (mantap) atau dinamis.
Metode Penelitian Canggih untuk Analisis Aliran Udara dan Partikel
Selama eksperimen steady-state, manekin termal berukuran penuh, berpakaian, dan bernapas digunakan untuk mensimulasikan staf medis. Panas yang dihasilkan oleh manekin dikontrol agar sama dengan panas yang dihasilkan oleh staf medis. Pernapasan transien dengan mode pernapasan yang dikontrol (inhalasi/ekshalasi melalui mulut/hidung atau sebaliknya), tingkat ventilasi paru yang berbeda, dan frekuensi pernapasan dapat disimulasikan. Kecepatan dan suhu udara suplai OR diukur secara bersamaan di beberapa lokasi dengan anemometer termal multi-saluran dan nirkabel berkecepatan rendah. Pengukuran konsentrasi partikel secara bersamaan di 12 lokasi di OR, termasuk lokasi dekat lokasi bedah, dilakukan oleh penghitung partikel optik. Pengukuran ini dilengkapi dengan visualisasi aliran. Perhatian khusus diberikan untuk memahami pola aliran suplai dan dinamika partikel di sekitar lokasi bedah dalam kondisi steady-state dan dinamis/transien. Untuk tujuan ini, pengukuran kecepatan udara suplai yang komprehensif dilakukan menggunakan particle image velocimeter (PIV).
Sebuah parameter penting dalam penelitian aliran udara suplai OR adalah penggunaan extended reality (XR), sebuah istilah kolektif untuk teknologi yang menggabungkan realitas dengan elemen virtual. XR mencakup virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan mixed reality (MR), yang dibedakan berdasarkan kombinasi antara nyata dan virtual. Teknologi XR ini memberikan personel medis pemahaman visual tentang partikel ruang dan aliran udara suplai, sehingga memotivasi mereka untuk mengatur tindakan mereka dengan tujuan mengurangi risiko SSI akibat kontaminasi lokasi bedah oleh partikel udara yang viable. Alat XR membantu peneliti memahami interaksi antara gerakan personel medis, distribusi aliran udara, dan distribusi partikel untuk mengembangkan solusi yang mengarah pada pengurangan SSI.
Simulasi kompleks dan dinamis dilakukan, yang mencakup pergerakan personel medis. Enam kamera stereo yang disinkronkan, masing-masing dengan unit pemrosesan grafis dan teknologi pelacakan tubuhnya sendiri, merekam pergerakan staf medis. Data dicatat dalam komputer, yang pada gilirannya menggabungkan gerakan dari semua sudut pandang. Data yang berkaitan dengan lingkungan ruang operasi berfungsi sebagai kondisi batas untuk simulasi CFD. Model simulasi CFD resolusi tinggi telah dikembangkan, dan komputer canggih dengan pemrosesan paralel digunakan untuk mensimulasikan dan memprediksi pola aliran udara OR dan distribusi partikel. Dengan demikian, tidak seperti simulasi CFD statis aliran udara di OR yang telah dilakukan sampai sekarang, penggunaan XR memperhitungkan bahwa pola aliran udara suplai OR berubah seiring waktu karena pergerakan personel medis. Subjek manusia yang dilatih untuk bertindak seperti staf medis digunakan selama studi dalam kondisi dinamis, sehingga representasi generasi partikel dan pola aliran udara yang realistis di lokasi bedah dapat dicapai.
Perbandingan Efektivitas LAF dan MV dalam Mengontrol Partikel
Studi telah mengungkapkan pentingnya distribusi aliran udara suplai dalam penyebaran partikel yang dihasilkan di dua lokasi di OR: oleh seorang perawat yang berdiri jauh dari meja operasi dan oleh ahli bedah di samping meja. Konsentrasi partikel yang diukur di lokasi bedah dan di OR jauh dari meja operasi dalam skenario distribusi aliran udara suplai LAF dan MV telah dibandingkan. Hasilnya menunjukkan bahwa lokasi generasi partikel dan jenis aliran udara suplai (LAF dan MV) sama-sama penting untuk paparan luka bedah. Strategi distribusi aliran udara suplai LAF menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada MV dan lebih efektif ketika generasi partikel lebih jauh dari meja operasi (perawat) dibandingkan ketika sumber partikel berada dalam aliran laminar (ahli bedah). Konsentrasi partikel di OR jauh dari meja operasi relatif serupa dengan kedua strategi distribusi aliran udara suplai.
Memahami dinamika aliran udara di dekat lokasi bedah sangat penting untuk mengurangi paparannya terhadap partikel. Pengukuran PIV membandingkan pola aliran udara di atas lokasi bedah dalam kasus LAF dan MV tanpa dan dengan seseorang (mensimulasikan ahli bedah) yang menggerakkan lengan selama operasi. Selama progresi temporal dari posisi awal lengan ahli bedah (pada waktu 0 detik) ke posisi berikutnya (pada waktu 1,5 detik) dan kembalinya berikutnya (pada waktu 3 detik), gangguan dalam bidang distribusi aliran udara suplai diamati di kedua kasus, LAF dan MV, dengan gangguan aliran udara suplai yang lebih tinggi dalam kasus MV. Di wilayah di atas lokasi bedah, pada waktu 3 detik, kecepatan maksimum adalah 0.199 m/s (39 fpm) dalam kasus MV, dan kasus LAF memiliki kecepatan maksimum 0.116 m/s (22.9 fpm). Kecepatan yang lebih tinggi dalam kasus MV menunjukkan pencampuran dan transportasi partikel yang intensif. Untuk kondisi spesifik yang diteliti, paparan partikel di lokasi bedah lebih tinggi dalam kasus MV daripada dalam kasus LAF.
Pentingnya Infrastruktur Pendukung untuk Lingkungan OR
Meskipun fokus utama penelitian ini adalah pada sistem ventilasi dan kontrol partikel, tidak dapat dipungkiri bahwa operasi ruang bedah yang efektif memerlukan lebih dari sekadar sistem udara yang canggih. Keandalan operasional di OR sangat bergantung pada infrastruktur pendukung yang kuat, terutama sistem daya yang tidak terinterupsi. Bayangkan skenario di mana pasokan listrik terputus selama operasi kritis; dampaknya bisa sangat merusak. Di sinilah peran vital distributor UPS Rumah Sakit menjadi sangat relevan. Sistem UPS (Uninterruptible Power Supply) memastikan bahwa pasokan listrik yang stabil dan bersih selalu tersedia, melindungi peralatan medis yang sensitif dari fluktuasi daya dan pemadaman. Ini bukan hanya tentang mencegah kegagalan peralatan, tetapi juga tentang menjaga keselamatan pasien dan kelancaran prosedur.
Dalam konteks Indonesia, di mana stabilitas jaringan listrik mungkin bervariasi, memiliki solusi daya cadangan yang andal seperti UPS dari Climanusa menjadi esensial bagi setiap fasilitas kesehatan modern. Perusahaan seperti Climanusa memahami tuntutan lingkungan kritis dan menyediakan solusi yang dirancang untuk keandalan maksimum. Meskipun artikel ini membahas secara spesifik tentang aliran udara dan partikel, kebutuhan akan infrastruktur daya yang tak tergantikan merupakan fondasi yang memungkinkan sistem ventilasi canggih ini berfungsi tanpa henti. Dengan demikian, investasi dalam sistem UPS yang berkualitas tinggi merupakan bagian integral dari strategi keseluruhan untuk menciptakan dan memelihara lingkungan ultraclean di ruang operasi, memastikan bahwa inovasi dalam kontrol infeksi udara dapat beroperasi pada potensi penuhnya, tanpa terganggu oleh masalah daya.
Kesimpulan
Penelitian yang sedang berlangsung di OR canggih di Indonesia menjanjikan kemajuan signifikan dalam memahami dan mengurangi infeksi lokasi bedah. Dengan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti simulasi CFD dan extended reality, peneliti dapat memperoleh wawasan yang belum pernah ada sebelumnya tentang dinamika aliran udara dan penyebaran partikel di lingkungan bedah. Penemuan bahwa aliran udara laminar (LAF) lebih efektif dalam mengurangi konsentrasi partikel di lokasi bedah, terutama ketika sumber partikel lebih jauh, menyoroti pentingnya pemilihan sistem ventilasi yang tepat.
Ke depan, penelitian akan terus mengevaluasi metode untuk mengurangi SSI pasca-operasi, termasuk pemeriksaan rinci LAF dan MV dalam skenario steady-state dan dinamis, serta potensi optimasinya. Studi juga akan menyelidiki teknik distribusi aliran udara suplai canggih yang melampaui batasan sistem LAF dan MV sambil secara bersamaan meningkatkan efisiensi energi. Eksperimen subjek manusia akan menjadi bagian penting dari penelitian di masa depan yang diarahkan pada faktor manusia. Alat akan dikembangkan bagi staf operasi untuk memahami pentingnya bagaimana mereka mempengaruhi aliran udara dan transmisi partikel karena aktivitas mereka di ruang operasi. Semua upaya ini, ditambah dengan fondasi infrastruktur pendukung yang kuat, termasuk pasokan daya yang tidak terputus melalui Distributor UPS Rumah Sakit yang andal, akan secara kolektif berkontribusi pada lingkungan ruang operasi yang lebih aman dan terjamin di seluruh Indonesia.
Climanusa adalah pilihan terbaik untuk kebutuhan infrastruktur ruang operasi Anda yang kritis, memastikan keandalan dan kinerja yang tak tertandingi.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik disini
–A.M.G–