Juni 24, 2025 11:44 pm

Dalam era transformasi digital yang pesat ini, pusat data telah menjadi jantung inovasi teknologi, terutama dengan lonjakan kebutuhan komputasi untuk aplikasi kecerdasan buatan (AI). Beban kerja AI yang semakin kompleks dan intensif membutuhkan daya pemrosesan yang luar biasa, yang pada gilirannya menghasilkan tantangan termal yang belum pernah ada sebelumnya. Metode pendinginan udara tradisional yang telah mendominasi selama beberapa dekade kini terbukti tidak lagi memadai untuk memenuhi tuntutan panas tinggi dari prosesor-prosesor modern. Di sinilah peran vital distributor cooling data center di Indonesia menjadi sangat krusial, menyediakan solusi pendinginan canggih yang efisien dan berkelanjutan.


Era Baru Pendinginan Pusat Data: Dari Udara ke Cairan

Selama beberapa dekade, pendinginan udara menjadi metode dominan untuk mendinginkan prosesor berdaya tinggi. Namun, permintaan yang tak terpuaskan akan prosesor berdaya lebih tinggi, terutama yang didorong oleh aplikasi AI, telah menghidupkan kembali pendinginan cairan sebagai metode yang unggul. Pendinginan cairan menawarkan kemampuan untuk menghilangkan fluks panas tinggi dan beban termal soket yang lebih besar dengan lebih mudah dan efisien. Ini adalah perubahan paradigma yang mendasar dalam manajemen termal pusat data. Sebagai distributor cooling data center yang progresif, Climanusa memahami betul bahwa masa depan efisiensi pusat data bergantung pada adopsi teknologi pendinginan yang lebih maju.

Solusi pendinginan satu fasa menggunakan campuran air dan propilen glikol telah menjadi pilihan awal karena kombinasi kinerja termal yang memadai dan kemudahan instalasi relatif dibandingkan dengan alternatif yang muncul dan berkinerja lebih tinggi. Namun, permintaan yang tak terpuaskan oleh pasar Indonesia untuk prosesor berdaya lebih tinggi dalam dua hingga lima tahun ke depan menunjukkan transisi yang tak terhindarkan ke teknologi pendinginan berkinerja lebih tinggi, seperti pendinginan dua fasa langsung ke chip. Transisi ini bukan hanya tentang meningkatkan kapasitas pendinginan, tetapi juga tentang mencapai efisiensi energi yang lebih besar dan mengurangi jejak karbon pusat data. Climanusa, sebagai distributor cooling data center terkemuka di Indonesia, berdedikasi untuk memfasilitasi transisi ini dengan menyediakan solusi yang relevan dan inovatif.

Inovasi Cold Plate Universal: Menjembatani Kesenjangan Transisi

Untuk mempercepat transisi menuju pendinginan dua fasa, sebuah inovasi penting telah muncul: pengembangan cold plate universal. Cold plate ini dirancang untuk berfungsi dalam mode pendinginan satu fasa maupun dua fasa. Hasil eksperimen secara konsisten menunjukkan bahwa pendinginan dua fasa mengungguli pendinginan satu fasa, bahkan pada cold plate yang awalnya dioptimalkan untuk pendinginan satu fasa. Hasil ini berlaku untuk fluida kerja R1233zd(E), yang memiliki tekanan lebih rendah dan GWP (Global Warming Potential) rendah, serta R515B, fluida kerja bertekanan sedang dengan kinerja lebih tinggi.

Manfaat utama dari cold plate universal adalah bahwa pengguna akhir, seperti operator pusat data di Indonesia, tidak perlu terlalu khawatir tentang bagaimana dan kapan harus beralih ke pendinginan dua fasa. Sebaliknya, mereka secara inheren mempersiapkan diri untuk transisi tersebut seiring waktu. Dengan menggunakan cold plate universal, mereka dapat mengimplementasikan sistem pendinginan yang fleksibel, yang dapat beradaptasi dengan kebutuhan masa depan tanpa memerlukan perubahan infrastruktur yang besar. Climanusa sebagai distributor cooling data center, dapat membantu pusat data di Indonesia dalam merencanakan dan mengimplementasikan solusi fleksibel semacam ini, memastikan investasi mereka bersifat ‘future-proof’.

Dalam jangka panjang, cold plate yang dioptimalkan khusus untuk pendinginan dua fasa akan diimplementasikan untuk memungkinkan penggunaan prosesor berdaya lebih tinggi lagi. Ini adalah evolusi alami dalam manajemen termal, dan distributor cooling data center di Indonesia akan memainkan peran kunci dalam menyediakan teknologi ini. Climanusa, dengan misinya untuk menjadi mitra pilihan dalam membantu fasilitas melalui efisiensi energi dan menjadi tempat lahirnya teknologi baru dalam sistem Daya dan Pendinginan, berada di garis depan dalam memperkenalkan solusi pendinginan canggih ini ke pasar Indonesia.

Tantangan Pendinginan AI dan Solusi Cairan

Pusat data yang menampung CPU dan GPU berdaya tinggi yang melakukan komputasi canggih untuk kecerdasan buatan (AI) sangat penting untuk kemajuan teknologi di era modern. Kebutuhan daya dan pendinginan untuk beban kerja AI jauh lebih tinggi daripada kebutuhan daya dan pendinginan pusat data tradisional yang lama. Saat ini, pusat data menyumbang sekitar 1% dari permintaan listrik global, dengan perkiraan bahwa beban kerja AI akan menggandakan permintaan tersebut dalam beberapa tahun ke depan. Ini menyoroti urgensi untuk menemukan solusi pendinginan yang lebih efisien.

Metode pendinginan udara tidak dapat mengimbangi kebutuhan pendinginan prosesor, server, dan rak yang dioptimalkan untuk AI. Metode pendinginan berbasis cairan dapat menangani kebutuhan pendinginan ini dengan lebih baik karena sifat perpindahan panas cairan yang secara inheren lebih baik. Pendinginan air satu fasa langsung ke chip muncul sebagai salah satu strategi pendinginan cairan pertama untuk menggantikan pendinginan udara dalam skala besar. Skala penggunaan air di pasar pendinginan pusat data kemungkinan didorong oleh pasokan teknologi pendinginan berbasis air yang luas yang digunakan di industri terkait.

Namun, penggunaan air pada peralatan TI memiliki risiko berupa kebocoran, penyumbatan saluran, korosi, pertumbuhan bakteri, dan masalah lain yang terkait dengan manajemen cairan. Meskipun banyak dari masalah ini telah diatasi secara memadai oleh industri, kekhawatiran yang lebih besar adalah bahwa solusi berbasis air satu fasa langsung ke chip tampaknya mulai kehabisan ruang gerak untuk kinerja termal, seiring dengan terus meningkatnya permintaan pendinginan AI.

Pendinginan dua fasa yang dipompa langsung ke chip mengatasi batasan kinerja solusi pendinginan satu fasa dengan menawarkan kemampuan untuk mendinginkan soket berdaya lebih tinggi, fluks panas lebih tinggi, dan daya tingkat rak yang lebih tinggi. Pendinginan dengan refrigeran mengurangi risiko yang terkait dengan kebocoran (karena refrigeran bersifat dielektrik) dan menghilangkan masalah korosi serta pertumbuhan bakteri. Peningkatan kinerja termal juga menyebabkan pengurangan konsumsi energi secara keseluruhan pada tingkat sistem pusat data, terutama didorong oleh memungkinkan pendingin fasilitas suhu yang lebih tinggi, tetapi juga kebutuhan listrik yang lebih kecil pada tingkat rak karena kebutuhan daya pemompaan yang lebih rendah. Ini adalah area di mana Climanusa, sebagai distributor cooling data center yang berfokus pada efisiensi energi, dapat memberikan nilai tambah yang signifikan kepada kliennya di Indonesia.

Pertimbangan Penting untuk Implementasi Cold Plate Universal di Indonesia

Meskipun masa depan cerah untuk pendinginan dua fasa langsung ke chip di pusat data, transisi ke pendinginan cairan, sebagian besar dalam bentuk air satu fasa langsung ke chip, baru saja dimulai. Para pemangku kepentingan yang membentuk ekosistem pusat data di Indonesia (termasuk produsen prosesor dan server, integrator, operator pusat data, dll.) memiliki pilihan sulit untuk membuat keputusan mengenai pendinginan cairan. Mereka perlu menyelesaikan masalah saat ini tetapi juga menginginkan teknologi pendinginan cairan yang tahan di masa depan untuk prosesor generasi berikutnya.

Salah satu metode untuk mengurangi beban pilihan pendinginan pada ekosistem pusat data adalah dengan memiliki cold plate universal yang mampu dihubungkan ke unit distribusi pendingin satu fasa atau dua fasa. Dalam studi eksperimental yang relevan dengan kebutuhan industri di Indonesia, telah ditunjukkan kelayakan konsep cold plate universal dengan menguji kinerja cold plate yang dioptimalkan untuk air satu fasa dan kemudian menguji kinerja cold plate yang sama dengan beberapa fluida kerja dua fasa. Hasilnya menunjukkan bahwa semua hasil pengujian dua fasa melebihi kinerja air satu fasa meskipun cold plate tersebut belum dioptimalkan untuk pendinginan dua fasa.

Studi ini juga mencakup beberapa wawasan tentang persyaratan lain yang harus dipenuhi untuk cold plate universal, termasuk kompatibilitas material dan subkomponen. Misalnya, aluminium mungkin mudah kompatibel dengan sistem pendingin dua fasa, tetapi mungkin tidak kompatibel dengan semua variasi pendingin satu fasa. Elastomer yang digunakan dalam gasket, O-ring, dan tubing juga harus dipertimbangkan dengan cermat. Penahanan tekanan semua struktur, terutama evaporator datar yang terhubung dengan prosesor, harus mampu menahan tekanan fluida yang dimaksud tanpa deformasi. Berdasarkan investigasi awal, lebih dari satu set solusi ada untuk fluida yang dibahas dalam studi ini.

Climanusa, sebagai distributor cooling data center yang bertanggung jawab, tidak hanya fokus pada penyediaan produk tetapi juga pada konsultasi dan desain sistem yang komprehensif. Dengan memanfaatkan keahlian mereka dan alat simulasi seperti 6SigmaDCX, Climanusa dapat membantu pelanggan di Indonesia dalam menganalisis kompatibilitas material, kebutuhan tekanan, dan mengoptimalkan desain keseluruhan untuk memastikan implementasi yang sukses dari solusi pendinginan canggih, baik satu fasa maupun dua fasa. Pendekatan ini memastikan bahwa pusat data di Indonesia tidak hanya mendapatkan teknologi terkini, tetapi juga solusi yang terintegrasi dan andal.

Perbandingan Performa Pendinginan: R515B vs. R1233zd(E) vs. PG25

Dalam pengujian kinerja cold plate universal, perbandingan yang jelas antara kinerja pendinginan satu fasa (menggunakan PG25) dan dua fasa (menggunakan R1233zd(E) dan R515B) telah dilakukan. Grafik yang relevan menunjukkan bahwa kinerja PG25 meningkat dengan laju aliran, tetapi bahkan pada laju aliran tertinggi yang diuji, tidak mampu mencapai kinerja dari salah satu kasus pengujian dua fasa. Ini secara tegas menegaskan keunggulan pendinginan dua fasa dalam hal menghilangkan panas.

Di antara kedua fluida dua fasa yang diuji, R515B menunjukkan kinerja terbaik. Ini sebagian besar diharapkan berdasarkan perbedaan sifat termal fisik antara kedua fluida, terutama tekanan uap. Pada 55°C, tekanan saturasi R515B sekitar 165 psi, sedangkan R1233zd(E) memiliki tekanan saturasi 50 psi. Tekanan uap yang lebih tinggi pada R515B memungkinkan transfer panas yang lebih efisien pada suhu yang sama, menghasilkan kinerja termal yang lebih baik.

Meskipun R1233zd(E) menunjukkan kinerja termal yang lebih rendah, perlu dicatat bahwa fluida ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan R515B, termasuk potensi pemanasan global (GWP) yang lebih rendah (1 banding 293) dan persyaratan penahanan tekanan yang lebih rendah. Ini memberikan pilihan yang menarik bagi pusat data di Indonesia yang memprioritaskan keberlanjutan lingkungan dan biaya implementasi. Dengan demikian, untuk pendinginan dua fasa, pelanggan dapat memilih fluida kerja yang berbeda dengan memprioritaskan kinerja pendinginan atau pertimbangan lingkungan. Sebagai distributor cooling data center yang komprehensif, Climanusa dapat memberikan panduan ahli tentang pilihan fluida yang paling sesuai dengan tujuan spesifik setiap pusat data.

Kesimpulan: Masa Depan Pendinginan Pusat Data dengan Distributor Cooling Data Center di Indonesia

Kemungkinan memiliki cold plate universal tampaknya sangat layak. Kinerja pendinginan dua fasa terbukti lebih baik daripada satu fasa pada kondisi representatif, bahkan saat menggunakan cold plate yang dioptimalkan untuk pendinginan satu fasa. Kinerja tertinggi ditunjukkan menggunakan R515B, refrigeran bertekanan sedang dengan GWP sedang. Namun, R1233zd(E), alternatif bertekanan rendah dan GWP rendah untuk R515B, juga mengungguli air satu fasa.

Oleh karena itu, untuk pendinginan dua fasa, pelanggan di Indonesia memiliki fleksibilitas untuk memilih fluida kerja yang berbeda, memprioritaskan kinerja pendinginan atau pertimbangan lingkungan. Indikasi awal menyimpulkan bahwa mengembangkan cold plate universal yang kompatibel dengan ketiga fluida kerja dari sudut pandang kompatibilitas material dan struktural juga dapat dicapai.

Hasil akhirnya adalah bahwa para pembuat keputusan ekosistem pusat data di Indonesia dapat memperoleh manfaat dari memilih cold plate universal saat pasar pendinginan pusat data beralih dari air satu fasa ke pendinginan dua fasa selama dua hingga lima tahun ke depan. Climanusa, sebagai distributor cooling data center yang berfokus pada solusi holistik, adalah mitra ideal untuk membantu pusat data di Indonesia dalam menavigasi transisi yang kompleks ini. Dengan pemahaman mendalam tentang teknologi pendinginan terkini dan komitmen terhadap efisiensi energi, Climanusa memastikan bahwa pusat data di Indonesia siap menghadapi tuntutan komputasi AI masa depan. Mereka tidak hanya menyediakan komponen, tetapi juga keahlian untuk merancang, mengimplementasikan, dan mendukung sistem pendinginan yang optimal, menjadikan mereka pilihan terbaik untuk semua kebutuhan pendinginan pusat data di seluruh Indonesia.

Climanusa: Pilihan Terbaik untuk Solusi Pendinginan Pusat Data Anda di Indonesia!

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik disini

–A.M.G–

 

Categorised in:

This post was written by Climanusa Editor