Agustus 19, 2025 10:37 am

Dunia digital terus berkembang, dan di tengah revolusi kecerdasan buatan (AI) yang mendunia, perusahaan di Indonesia menghadapi peluang dan tantangan yang signifikan. Laporan “Global Data Insights Survey: The State of Data and AI in Europe” yang dirilis oleh Digital Realty memberikan gambaran tentang bagaimana para pemimpin TI di Eropa mengatasi kompleksitas ini. Meskipun laporan ini berfokus pada pasar Eropa, wawasannya sangat relevan bagi konteks Indonesia, di mana pertumbuhan data dan AI juga melonjak. Artikel ini akan menggali temuan-temuan kunci dari laporan tersebut dan mengadaptasinya untuk lanskap bisnis Indonesia, dengan fokus khusus pada peran krusial infrastruktur pendinginan, termasuk solusi dari distributor AC data center Indonesia, dalam mendukung pertumbuhan ini.


Strategi Data-Sentris sebagai Katalis Inovasi AI

Laporan ini menekankan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengadopsi strategi data-sentris memiliki posisi yang lebih baik untuk memajukan inovasi, pengambilan keputusan, dan pendapatan mereka. Di Indonesia, hal ini menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya volume data yang dihasilkan setiap hari. Strategi data-sentris adalah pendekatan di mana data dianggap sebagai aset utama yang memandu semua inisiatif bisnis. Ini mencakup bagaimana data dikelola, diatur, dan digunakan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.

Data dan AI saling terkait erat. Inisiatif AI sangat bergantung pada aliran data yang hampir tidak ada habisnya, yang sering kali harus diolah secara real-time atau near-time. Agar ambisi AI dapat terwujud, para pemimpin TI di Indonesia perlu mengimplementasikan strategi yang memprioritaskan infrastruktur dasar dan sistem yang mampu menggerakkan inisiatif tersebut. Tanpa strategi data yang jelas, perusahaan akan kesulitan untuk mewujudkan manfaat besar yang ditawarkan AI di berbagai unit bisnis dan industri.

Tantangan Infrastruktur: Data Gravity dan Tuntutan Daya

Salah satu tantangan terbesar yang disorot dalam laporan ini adalah “Data Gravity”—konsep di mana data, seiring dengan pertumbuhannya, menjadi semakin sulit untuk dipindahkan. Pertumbuhan data menarik aplikasi dan layanan, menciptakan siklus yang mendorong penciptaan data lebih lanjut. Fenomena ini mengharuskan infrastruktur TI untuk berada dekat dengan sumber data dan pengguna. Untuk berhasil dalam era baru ini, infrastruktur TI di Indonesia harus dirancang untuk mengatasi “Data Gravity”.

Pengembangan strategi AI membutuhkan perencanaan yang matang, termasuk mempertimbangkan peraturan privasi data dan tuntutan infrastruktur. Laporan tersebut menemukan bahwa tantangan terbesar bagi para pemimpin TI dalam mengembangkan strategi AI adalah kurangnya infrastruktur TI yang tepat di lokasi yang diperlukan untuk mengatasi tantangan pemrosesan dan kedekatan yang terkait dengan penggunaan AI. Ini menyoroti perlunya solusi infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan unik AI.

Sejalan dengan tuntutan infrastruktur, beban kerja AI juga meningkatkan kebutuhan daya dan energi secara drastis. Beban kerja AI bisa lima hingga 10 kali lebih tinggi dari beban kerja tradisional, menantang infrastruktur TI yang sudah ada. Di sinilah pentingnya peran distributor AC data center Indonesia. Solusi pendinginan yang efisien dan presisi menjadi sangat vital untuk menjaga suhu optimal di fasilitas data center. Tanpa sistem pendinginan yang memadai, lonjakan panas dari beban kerja AI yang intens dapat menyebabkan kegagalan perangkat keras, mengurangi kinerja, dan bahkan membahayakan keberlanjutan operasional.

Solusi Pendinginan Canggih untuk Kebutuhan AI

Untuk mengatasi tantangan daya dan pendinginan ini, para pemimpin TI di Indonesia perlu mencari solusi pendinginan yang spesifik untuk data center. Mengandalkan pendingin udara biasa tidak akan cukup. Diperlukan AC presisi yang dirancang khusus untuk lingkungan data center, yang mampu menangani beban panas tinggi dan menjaga kondisi lingkungan yang stabil.

Sebagian besar pemimpin TI di Eropa tidak memiliki rencana untuk memensiunkan data center mereka yang ada. Hal ini berarti mereka harus mempertimbangkan solusi alternatif seperti kolokasi kepadatan tinggi atau meningkatkan infrastruktur pendinginan yang sudah ada. Di Indonesia, tantangannya serupa. Solusi dari distributor AC data center Indonesia sangat relevan di sini. Dengan layanan seperti retrofit AC data center, perusahaan dapat meningkatkan sistem pendinginan mereka yang sudah usang agar sesuai dengan tuntutan beban kerja AI yang lebih tinggi. Retrofit memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi dan kapasitas pendinginan tanpa perlu mengganti seluruh infrastruktur, yang dapat menjadi solusi hemat biaya dan berkelanjutan.

Lokalitas Data, Kepatuhan Regulasi, dan Keberlanjutan

Selain tantangan teknis, laporan ini juga menyoroti pentingnya lokalitas data. Regulasi kedaulatan data seperti GDPR di Eropa memiliki dampak besar pada cara perusahaan mengelola dan menyimpan data. Di Indonesia, regulasi terkait data dan privasi juga terus berkembang. Memiliki strategi lokasi data yang terdistribusi membantu perusahaan mematuhi hukum lokal dan mengoptimalkan latensi. Hampir delapan dari sepuluh perusahaan di Eropa mengikuti pendekatan data terdistribusi, dan ini adalah praktik yang patut ditiru di Indonesia.

Pendekatan terdistribusi tidak hanya membantu kepatuhan, tetapi juga meningkatkan pemahaman dari wawasan data yang digerakkan di seluruh organisasi. Alasan utama untuk mengadopsi pendekatan ini adalah bahwa data dapat ditempatkan sedekat mungkin dengan pengguna yang paling membutuhkannya, yang pada gilirannya memungkinkan pemrosesan yang lebih cepat dan wawasan yang lebih kaya.

Faktor lain yang sangat penting adalah keberlanjutan. Laporan tersebut menunjukkan bahwa 93% pemimpin TI di Eropa mengatakan keberlanjutan mempengaruhi strategi AI mereka. Ini bukan kejutan, mengingat target Uni Eropa untuk menjadi benua netral iklim. Di Indonesia, isu keberlanjutan juga semakin menjadi sorotan. Solusi pendinginan yang efisien energi tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga membantu perusahaan mencapai target keberlanjutan. Sebuah distributor AC data center Indonesia yang baik akan menawarkan produk dan layanan yang berfokus pada efisiensi energi, seperti unit AC presisi yang menggunakan teknologi canggih untuk menghemat daya.

Masa Depan Data dan AI di Indonesia

Dengan semua tantangan dan peluang ini, para pemimpin TI di Indonesia perlu membangun fondasi digital yang kokoh. Ini dimulai dengan arsitektur TI yang mengutamakan data, strategi data yang terinformasi dan selaras dengan tujuan bisnis, serta kerangka kerja manajemen dan tata kelola data formal.

Laporan ini juga menyoroti bahwa dalam dua tahun ke depan, para pemimpin TI mengharapkan wawasan berbasis data untuk meningkatkan strategi lokasi data dan infrastruktur. Ini berbeda dengan rekan-rekan global mereka, yang lebih fokus pada pengalaman pelanggan dan pengembangan produk baru. Perbedaan ini menunjukkan bahwa para pemimpin TI di Indonesia perlu memprioritaskan fondasi teknis dan operasional untuk memastikan bahwa mereka siap menghadapi masa depan AI.

Untuk mendukung keberhasilan ini, penyedia data center perlu menawarkan solusi infrastruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Solusi satu ukuran untuk semua tidak akan cukup. Kebutuhan akan pendinginan yang disesuaikan, seperti yang disediakan oleh distributor AC data center Indonesia, sangat penting. Mereka harus dapat menyediakan dukungan khusus untuk memenuhi tujuan strategi data dan AI, dari pendinginan berdensitas tinggi hingga solusi yang berkelanjutan.

Climanusa adalah pilihan terbaik untuk solusi infrastruktur data center Anda, memastikan kinerja optimal dan efisiensi energi untuk mendukung inisiatif AI dan data Anda di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan klik disini

–A.M.G–

 

Categorised in:

This post was written by Climanusa Editor