Climanusa – Meskipun teknologi terus berkembang namun inovasi terbaru dibidang data center yang ramah lingkungan sebagai solusi hemat energi terus dinanti-nanti. Pasalnya bukan rahasia umum lagi jika data center menjadi tempat paling boros listrik. Hal tersebut memang tidak dipungkiri lagi. Bagaimana tidak, server di data center harus standby 24 jam sehingga memerlukan energi begitu besar.
Bahkan menurut US Environmental Protection Agency, energi yang digunakan untuk menggerakan data center di seluruh dunia per tahunnya lebih besar daripada energi listrik yang dipakai oleh 10 juta rumah dalam setahun. Kebutuhan tersebut bahkan lebih besar daripada kapasitas 20 pembangkit listrik tenaga batu bara dalam setahun. Wow!
Pada hasil studi tersebut juga diperoleh fakta mencengangkan. Studi tersebut menyebutkan, bahwa data center menyebabkan polusi berupa emisi karbon dioksida sebesar lebih dari 70 juta ton, dan untuk membersihkan polusi itu diperlukan sekitar dua miliar pohon. Bahkan menurut pada penggunaan energi data center, ternyata keperluan terbesar berasal dari mesin pendingin. Selebihnya, komponen lain seperti peralatan komputer, peralatan komunikasi dan jaringan. Jika demikian, lantas bagaimana agar energi di data center lebih efisien?
Lakukan Efektifitas penggunaan daya
Pengukuran total konsumsi daya data center dapat dilihat dari Power Usage Effectiveness (PUE), sehingga bisa dilihat tingkat efektifitas penggunaannya. Data center paling efisien adalah yang menghasilkan PUE mendekati 1.0. Artinya untuk 1 kWH energi listrik yang masuk ke dalam data center adalah benar 1 kWH pula yang digunakan oleh perangkat didalamnya.
Kemudian sistem pendingin pada data center juga harus dihitung berdasarkan keperluannya agar biaya yang dikeluarkan optimal penggunaannya. Caranya, diperlukan input berupa jumlah panas yang dihasilkan dari perlengkapan IT dan sumber panas lainnya di dalam data center. Kunci utama untuk mengurangi panas sehingga dapat menghemat energi adalah dengan mendistribusikan udara dingin tepat kepada sumber panas. Ingat, fokus pendingin adalah pada perangkat bukan ruangannya.
Sistem Pengaturan lorong panas dan dingin
Langkah berikutnya untuk membuat sistem pendingin data center yang hemat energi adalah dengan mengelola panas dan dingin untuk mempertahankan suhu di data center. Tanpa memisahkan lorong panas dan dingin, udara di dalam pusat data akan mengalami pencampuran udara yang merupakan penggunaan energi yang tidak efisien. Dengan pencampuran udara, peralatan tidak dapat menghasilkan suhu yang seharusnya dapat berfungsi optimal. Metode lorong panas / dingin diimplementasikan dengan memposisikan rak sehingga jalur dibagi oleh loring panas dan lorong dingin.
Menerapkan sistem chiller untuk efisiensi energi
Berbeda dengan sistem Direct Expansion yang menggunakan refrigerant yang bekerja pada rentang suhu yang jauh lebih tinggi, penggunaan chiller sistem menggunakan Chilled Water dengan rentang suhu yang lebih rendah dan membutuhkan energi yang lebih sedikit sehingga konsumsi daya listrik juga akan lebih hemat.
Bagaimana prinsip kerja Chiller Sistem
Secara prinsip, Chiller berfungsi mendinginkan Chilled Water , yaitu air yang bersuhu 7-9 derajat Celcius secara kontinu.
Chilled Water yang sudah didinginkan akan dialirkan ke dalam perangkat indoor di dalam ruangan data center seperti :
- Air Handling Unit ( AHU )
- Fan Coil Unit ( FCU )
- Precision AIr Conditioning Chilled Water ( PAC CW )
Chilled Water akan masuk ke dalam evaporator di dalam indoor , dan fan atau kipas pada indoor juga akan menghisap udara panas dari ruangan menuju evaporator.
Sehingga pada evaporator , terjadi pertukaran panas antara udara yang dihisap dari ruangan dan chilled water. Akibatnya, udara dalam ruangan menjadi lebih dingin dan chilled water tersebut menjadi lebih hangat .
Chilled Water yang lebih hangat akan masuk kembali ke dalam Chiller untuk didinginkan kembali.
Begitulah siklus ini akan terjadi terus menerus hingga udara di dalam ruangan dan perangkat mencapai temperatur yang diinginkan. Umumnya, kondisi kesetimbangan ini akan terjadi saat kondisi Chilled Water keluar dari indoor di sekitar 12-14 derajat Celcius.
Dari penjelasan ini bisa dilihat bahwa Sistem Chiller beroperasi pada rentang suhu 5 derajat Celcius (supply 5-7 derajat Celcius dan return 12-14 derajat Celcius).
Bandingkan dengan sistem Direct Expansion yang beroperasi pada rentang suhu 30-35 derajat Celcius (supply 10 derajat Celcius dan return 40-45 derajat celcius).
Sehingga dengan rentang suhu yang kecil, sistem Chiller membutuhkan energi yang lebih sedikit.
Itulah beberapa tips agar pendinginan data center lebih hemat energi dan efisien. pasalnya data center membutuhkan energi listrik yang tinggi, sehingga tak heran bila panas lebih banyak diproduksi di dalamnya.
Baca Juga: Ketahui Ini Manfaat Modular Chiller untuk Data Center
Jika anda membutuhkan sistem chiller data center untuk kebutuhan perusahaan, anda bisa konsultasi kan di Climanusa. Selain sebagai distributor Chiller data center terpercaya yang menyediakan solusi sistem pendingin terbaik, Climanusa juga memberikan pelayanan audit, design hingga instalasi sistem pendingin untuk kebutuhan perusahaan anda.